Belajar SEO 18: Canonical Tag untuk SEO

Canonical tag adalah salah satu elemen penting dalam Search Engine Optimization (SEO) yang mungkin sering diabaikan oleh banyak pengelola situs web. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu canonical tag, mengapa penting untuk SEO, dan bagaimana cara menggunakannya dengan benar di situs web kita.

Apa Itu Canonical Tag?

Canonical Tag untuk SEO

Canonical tag, atau disebut juga dengan rel="canonical", adalah tag HTML yang digunakan untuk memberi tahu mesin pencari halaman mana yang merupakan versi utama atau asli dari sebuah konten. Hal ini sangat berguna ketika ada beberapa halaman yang memiliki konten serupa atau duplikat di situs kita.

Misalnya, kita memiliki dua URL yang menampilkan konten yang sama:

  • https://contoh.com/produk?ref=kampanye1
  • https://contoh.com/produk

Kedua halaman ini menampilkan produk yang sama, tetapi URL-nya berbeda. Tanpa canonical tag, mesin pencari mungkin akan bingung tentang mana yang harus diindeks, dan ini bisa menurunkan peringkat SEO kita. Dengan canonical tag, kita bisa memberitahu mesin pencari bahwa URL asli adalah https://contoh.com/produk, dan ini yang seharusnya diindeks.

Kenapa Canonical Tag Penting untuk SEO?

Canonical tag sangat penting untuk menghindari masalah konten duplikat. Konten duplikat dapat membingungkan mesin pencari, dan mereka mungkin akhirnya mengindeks salah satu versi konten yang tidak kita inginkan. Dengan canonical tag, kita memastikan bahwa halaman yang ingin kita promosikan dan dapatkan peringkat di mesin pencari adalah halaman yang diindeks.

Berikut beberapa alasan kenapa canonical tag penting:

  • Menghindari Penalti dari Google: Mesin pencari, terutama Google, bisa memberi penalti jika mereka menemukan banyak konten duplikat di situs kita. Hal ini bisa menurunkan peringkat halaman kita.
  • Konsistensi dalam SEO: Canonical tag membantu menjaga konsistensi SEO dengan memastikan bahwa hanya satu versi dari halaman yang diindeks.
  • Meningkatkan Pengalaman Pengguna: Dengan menggunakan canonical tag, kita bisa mengarahkan pengguna ke versi halaman yang paling relevan, tanpa harus bingung dengan variasi URL.

Kapan Kita Harus Menggunakan Canonical Tag?

Canonical tag tidak selalu diperlukan untuk semua halaman, tetapi sangat penting dalam situasi berikut:

  1. Halaman dengan Filter Produk atau Variasi URL
    Jika situs kita memiliki halaman produk yang dihasilkan oleh filter (misalnya, filter warna atau ukuran), sering kali halaman-halaman ini memiliki URL yang berbeda tetapi kontennya sama. Dalam kasus ini, gunakan canonical tag untuk menunjuk ke halaman produk utama.

  2. Konten Duplikat di Berbagai Domain
    Jika kita menerbitkan konten yang sama di beberapa domain (misalnya, situs utama dan situs afiliasi), gunakan canonical tag untuk memberi tahu mesin pencari bahwa salah satu domain adalah versi utama.

  3. Parameter URL Dinamis
    Ketika kita menggunakan parameter URL seperti "?ref=promo" atau "?utm_source=newsletter", halaman-halaman ini mungkin menampilkan konten yang sama tetapi dengan URL berbeda. Untuk menghindari duplikat, gunakan canonical tag pada halaman tersebut.

Cara Menggunakan Canonical Tag dengan Benar

Untuk menambahkan canonical tag ke halaman web kita, kita hanya perlu menempatkan tag HTML ini di dalam head section dari halaman yang relevan:

<link rel="canonical" href="https://contoh.com/produk">

Berikut adalah beberapa praktik terbaik untuk menggunakan canonical tag:

1. Gunakan Canonical Tag untuk Halaman dengan Konten Duplikat

Seperti yang telah disebutkan, jika ada dua atau lebih halaman dengan konten yang sama, pastikan kita hanya mengindeks satu halaman dengan menambahkan canonical tag. Pastikan URL di canonical tag adalah versi lengkap dengan HTTPS.

2. Jangan Gunakan Canonical Tag untuk Halaman yang Benar-Benar Berbeda

Canonical tag hanya digunakan untuk konten yang mirip atau duplikat. Jangan menambahkan canonical tag pada halaman yang memiliki konten berbeda karena ini bisa mengakibatkan kehilangan trafik potensial dari halaman yang kita hapus dari indeks.

3. Pastikan Canonical Tag Menujuk ke Halaman yang Bisa Diakses

Hal yang perlu diperhatikan adalah pastikan URL yang ditunjuk oleh canonical tag bisa diakses oleh pengguna dan mesin pencari. Jangan arahkan canonical tag ke halaman yang tidak ada, atau yang memiliki masalah teknis (misalnya, halaman 404).

4. Hindari Penggunaan Canonical Tag yang Berputar-putar

Pastikan tidak ada canonical loop di situs kita. Ini terjadi ketika halaman A menunjuk ke halaman B, dan halaman B menunjuk kembali ke halaman A. Ini bisa membingungkan mesin pencari dan merugikan SEO.

Contoh Penggunaan Canonical Tag yang Salah dan Benar

Contoh Salah

Misalkan kita memiliki dua halaman produk:

  • https://contoh.com/produk-a
  • https://contoh.com/produk-b

Jika kita menggunakan canonical tag yang sama untuk kedua halaman ini, kita memberi sinyal kepada mesin pencari bahwa keduanya adalah halaman yang sama, padahal sebenarnya tidak.

<link rel="canonical" href="https://contoh.com/produk-a">

Ini salah, karena konten berbeda tidak seharusnya memiliki canonical tag yang sama.

Contoh Benar

Sekarang, misalkan kita memiliki halaman dengan variasi URL seperti:

  • https://contoh.com/produk?warna=merah
  • https://contoh.com/produk?warna=biru

Kedua halaman ini menampilkan produk yang sama, tetapi dengan pilihan warna yang berbeda. Dalam kasus ini, kita harus menggunakan canonical tag untuk menunjuk ke URL utama tanpa parameter warna.

<link rel="canonical" href="https://contoh.com/produk">

Ini benar karena kita memberitahu mesin pencari bahwa URL tanpa parameter adalah versi utama yang harus diindeks.

Perbedaan Canonical Tag dan Redirect 301

Beberapa orang sering bingung antara canonical tag dan redirect 301. Meskipun keduanya digunakan untuk mengatasi masalah konten duplikat, mereka bekerja dengan cara yang berbeda.

  • Canonical Tag: Memberitahu mesin pencari bahwa halaman yang ditunjukkan adalah versi utama, tetapi tidak mengarahkan pengguna ke halaman tersebut.
  • Redirect 301: Mengarahkan pengguna dan mesin pencari dari satu URL ke URL lain secara permanen.

Jadi, jika kita ingin mengatasi masalah konten duplikat tanpa mengubah pengalaman pengguna, gunakan canonical tag. Tetapi jika kita ingin benar-benar menghapus satu halaman dan mengarahkan pengguna ke halaman baru, gunakan redirect 301.

Menggunakan Canonical Tag di CMS Populer

Jika kita menggunakan Content Management System (CMS) seperti WordPress, Shopify, atau Joomla, biasanya sudah ada pengaturan bawaan untuk menambahkan canonical tag. Berikut cara melakukannya di beberapa CMS populer:

1. WordPress

Di WordPress, banyak plugin SEO seperti Yoast SEO atau Rank Math sudah memiliki fitur canonical tag. Kita hanya perlu mengaktifkan fitur ini di pengaturan plugin.

2. Shopify

Shopify secara otomatis menambahkan canonical tag ke halaman produk kita. Namun, jika kita ingin menyesuaikan canonical tag, kita bisa melakukannya melalui pengaturan tema atau dengan menambahkan kode di theme.liquid.

3. Joomla

Di Joomla, kita bisa menambahkan canonical tag secara manual di setiap artikel atau halaman dengan menggunakan plugin atau melalui pengaturan default.

Kesalahan Umum dalam Menggunakan Canonical Tag

Meskipun canonical tag terlihat sederhana, ada beberapa kesalahan umum yang sering dilakukan:

  • Tidak Menentukan URL yang Benar: Pastikan canonical tag menunjuk ke URL yang tepat. Hindari menambahkan canonical tag yang salah.
  • Mengabaikan HTTPS: Jika situs kita menggunakan HTTPS, pastikan URL yang ditunjukkan oleh canonical tag juga menggunakan HTTPS, bukan HTTP.
  • Melupakan Penggunaan Relatif atau Absolut: Selalu gunakan URL absolut dalam canonical tag, bukan URL relatif.

Kesimpulan

Canonical tag adalah alat yang sangat berguna untuk mengoptimalkan situs web kita dan menghindari masalah konten duplikat. Dengan memahami cara menggunakan canonical tag dengan benar, kita bisa memastikan bahwa mesin pencari mengindeks versi halaman yang benar, meningkatkan peringkat SEO, dan menjaga konsistensi di seluruh situs kita.

Lebih baru Lebih lama